Rabu, 04 Desember 2013

REVIEW 4 - LANDASAN TEORI

REVIEW


MODEL KOPERASI YANG BERBASIS PADA SINERGITAS MODAL SOSIAL DAN EKONOMI


Dr. Heri Nugraha. SE. MSi


(Pendekatan Klaster Perikanan di Kabupaten Cirebon)




Seminar MM IKOPIN, 2 Mei 2001

V. Hasil Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif dilakukan dengan FGD, pendampingan dan pendapat ahli, hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi-informasi yang diperlukan dalam membangun model koperasi sebagai manajemen klaster perikanan di Kabupaten Cirebon dengan mengacu pada landasan teori yang telah dikemukakan di atas.

Hasil dari analisis kualitatif, dapat disusun model klaster perikanan dengan koperasi sebagai manajemen klaster, sebagai berikut :

Gambar di atas, menjelaskan tentang peran koperasi dalam klaster perikanan, terlihat bahwa transfer teknologi terjadi sebagai wujud dari adanya modal sosial yang menunjang terjadinya hal tersebut. Teknologi yang dimaksud dalam hal ini tidak harus berbentuk fisik tetapi dapat berbentuk infomasi tentang konsep proses, pasar, dll. Biasanya hal tersebut terjadi tanpa biaya, dan merupakan keharusan bagi anggota kelompok untuk berbagi informasi, ini sudah terjadi turun temurun, dan merupakan semangat kebersamaan, gotong royong dalam kelompok.
Mekanisme hubungan yang terjadi di dalam klaster di atas sesuai dengan pengertian modal sosial menurut Fukuyama (2000), yaitu, modal sosial sebagai serangkaian nilai-nilai atau norma-norma informal yang dimiliki bersama diantara para anggota suatu kelompok yang memungkinkan terjalinnya kerjasama diantara mereka.

Tahap berikutnya dari analisis ini adalah merumuskan model organisasi koperasi yang mengacu pada model A. Hanel tetapi dengan memasukkan konsepsi modal sosial dan modal ekonomi ke dalam model tersebut, adapun gambar model tersebut adalah :

Modal Sosial pada gambar di atas menjadi dasar yang kokoh dalam merekatkan kepentingan ekonomi, dan untuk mewujudkan kepentingan ekonomi yakni meningkatkan kesejahteraan bersama anggota koperasi, tentunya dengan menggunakan modal ekonomi secara efektif dan efisien. Jadi pada prinsipnya model koperasi A Hanel menjadi bias pada tahap implementasi karena tidak secara tegas memisahkan modal sosial dan modal ekonomi dalam koperasi.


VI. Kesimpulan dan saran 
   A.     Kesimpulan

 1. Modal sosial bukanlah sekedar deretan jumlah institusi atau kelompok yang menopang (underpinning) kehidupan sosial, melainkan dengan spektrum yang lebih luas. Yaitu sebagai perekat (social glue) yang menjaga kesatuan anggota kelompok secara bersamasama.

 2. Modal Sosial sebagai perekat yang memperkokoh jalinan hubungan antar anggota sebagai basis yang akan memperkuat kebersamaan dalam mencapai kepentingan dan tujuan ekonomi, sehingga penggunaan modal ekonomi akan efektif dan efisien.

  3. Penguatan modal sosial akan menghilangkan trade off yang terjadi dalam organisasi koperasi sebagai sebuah organisasi sosio ekonomi.

  4. Bergabungnya anggota dalam koperasi bukan hanya karena kepentingan ekonomi yang sama semata saja, namun juga ada kesamaan dalam kepentingan sosial yang akan lebih merekatkan hubungan antar pribadi.

   B.     Saran
 1. Perlu dilakukan sosialisasi terhadap anggota koperasi untuk memahami bahwa modal sosial merupakan basis bagi pengembangan koperasi dalam meningkatkan produktivitas untuk kesejahteraan anggota.

 2. Pada tahap implementasi pembinaan untuk pengembangan koperasi, maka sebaiknya hal pertama yang harus disentuh adalah modal sosial, agar perekatan dalam mekanisme hubungan antar pribadi menjadi lebih kuat agar lebih efisien dan efektif dalam meningkatkan modal ekonomi untuk peningkatan kesejahteraan.



Daftar Pustaka
       
        Agus Supriono , Dance. Flassy, Sasli Rais.2007. Modal Sosial: Definisi, Demensi, dan Tipologi. Jakarta: MR-United Press.

       Bachrulhajat Koswara, dkk. 2004. Mengurangi Tekanan Penangkapan (Overfishing) Melalui Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Skala Kecil Di Daerah Padat Tangkap (Kasus Pantai Utara Jawa Barat). Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Bandung.

         ………………………. 2009. Bioeconomic Analysis of Fisheries (Edisi Bahasa Indonesia). Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran Bandung.

         Badan Perencanaan Daerah Propinsi Jawa Barat 2007. Rencana Arah Pengembangan Bisnis Kelautan Jawa Barat.
         
        Bourdieu, P. 1986. The Form of Capital. In J. Richardson (Ed). Handbook of Theory and Research for Sociology of Education. New York: Greenwood Press.

        Burt. R.S. 1992. Excerpt from The Sosial Structure of Competition, in Structure Holes: The Social Structure of Competition. Cambridge, MA and London: Harvard University. In Elinor Ostrom and T.K. Ahn. 2003. Foundation of Social Capital. Massachusetts: Edward Elgar Publishing Limited.

         Coleman, J. 1999. Social Capital in the Creation of Human Capital. Cambridge Mass: Harvard University Press.

Dinas Perikanan Provinsi Jawa Barat. 2009. Laporan Tahunan, Tahun 2008

        Fukuyama 2000. Social Capital and Civil Society. International Monetary Fund Working Paper, WP/00/74, 1-8. In Elinor Ostrom and T.K. Ahn. 2003. Foundation of Social Capital. Massachusetts: Edward Elgar Publishing Limited.
             
       Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. 2009. Kelautan dan Perikanan Dalam Angka, Marine and Fisheries Figure 2009.
      
       Porter, Michael E. 1998. Clusters and the New Economics of Competition. Harvard BusinessReview;Boston,Nov/Dec 1998.

        Sung cho, Dong, Chang moon, Hwy. 2000. From Adam Smith to Michael Porter,Evolution of Competitiveness Theory, Asia Pacific Business Series Vol 2. World Scientific Publishing. Singapore Co. Pie. Ltd.   
          
        Tajerin. 2007. Peranan Teknologi Dalam Konvergensi Pertumbuhan Ekonomi Antar Daerah Pesisir Di Kawasan Timur Indonesia. Jurnal Ekonomi Pembangunan,Vol 12. No. 1. Hal. 179-194








         Nama : Melda Dwi Rahajeng
         NPM : 24212537
         Kelas : 2EB09

REVIEW 3 - LANDASAN TEORI

REVIEW
MODEL KOPERASI YANG BERBASIS PADA BERSINERGITAS MODAL SOSIAL DAN EKONOMI
Dr. Heri Nugraha.SE.MSi
(Pendekatan Klaster Perikanan di Kabupaten Cirebon)
Seminar MM IKOPIN , 2 Mei 2001

  A. Strategi Stabilitas Dengan Kombinasi SO
  Yakni strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan Peluang.
  Program yang tepat untuk strategi stabilitas dengan kombinasi SO adalah :
  a. Mengalihkan orientasi usaha lebih fokus pada pengembangan industri pengolahan hasil ikan, hal ini  untuk menyeimbangkan antara batas produksilestari dengan produksiaktual dari sumber daya ikan.
  b. Mengembangkan budidaya, dengan berkembangnya budidaya untuk sumberdaya ikan laut maka akan  terjadi penyerapan tenaga kerjadi bidang ini dan juga sebagai pemasok bahan baku ikan ke Industri.
  c. Mengembangkan kemitraan antara nelayan dan petani di hulu dangan industri pengolahan.

   B. Strategi Stabilitas dengan kombinasi WO
       Yakni strategi yang meminimalkan Kelemahan dan memanfaatkan Peluang.
Program yang tepat untuk strategi stabilitas dengan kombinasi WO adalah :
    a. Program-program Pelatihan manajerial, Bisnis, Kewirausahaan         dan Teknis.
   b. Program Inkubator Bisnis.
   c. Program Pendampingan Akses ke Lembaga Keuangan/Bank untuk akses kredit.
   d. Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro untuk nelayan dan pembudidaya perikanan.
   e. Pengembangan Lembaga R&D atau meningkatkan peran lembaga Penelitian yang sudah ada (LIPI, Perguruan Tinggi dan UPTD -Balai). 

  C. Strategi Stabilitas dengan Kombinasi ST
      Yakni strategi yang menggunakan Kekuatan untuk mengatasi Ancaman.
Program yang tepat untuk strategi stabilitas dengan kombinasi ST adalah :
 a. Dengan jumlah RTP yang banyak sebagai modal untuk menghadapi persaingan, tetapi jika tercerai berai bukan merupakan kekuatan sehingga perlu dikembangkan jaringan kerjasama diantara para pelaku usaha melalui suatu model klaster.

 b. Mempertegas peran masing-masing pelaku usaha dalam jaringan sesuai dengan kompetensi.

  D. Strategi Stabilitas dengan Kombinasi WT
   Yakni strategi yang meminimalkan Kelemahan dan menghindari Ancaman.
Program yang tepat untuk strategi stabilitas dengan kombinasi WT adalah :
   a. Program-program penguatan technical assistance dan capacity   building.
   b. Memperkuat jaringan kemitraan
   c. Meningkatkan peran Bussines Development Services (BDSP).
 d.Mensinergikan kebijakan Pemerintah Pusat, Daerah, Bank Indonesia, Perbankan, KADIN dan stake holder lainnya.

Jika diperhatikan strategi-strategi di atas, baik SO,WO, ST dan WT, semua mengarah pada suatu bentuk kerjasama Vertikal (Hulu – Hilir) dan Horisontal (Lembaga penunjang industri inti) dalam sebuah sistem industri. Hal ini mengindikasikan bahwa model pengembangan klaster perikanan sangat tepat untuk diterapkan pada sektor perikanan di Kabupaten Cirebon. Strategi peningkatan sektor perikanan yang dipandang relatif tepat untuk meningkatkan produktivitas dalam rangka meningkatkan daya saing melalui pendekatan klaster. Untuk mengelola klaster diperlukan kelembagaan koperasi yang berperan sebagai manajemen klaster.


Daftar Pustaka

Agus Supriono , Dance. Flassy, Sasli Rais.2007. Modal Sosial: Definisi, Demensi, dan Tipologi. Jakarta: MR-United Press.

Bachrulhajat Koswara, dkk. 2004. Mengurangi Tekanan Penangkapan (Overfishing) Melalui Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Skala Kecil Di Daerah Padat Tangkap (Kasus Pantai Utara Jawa Barat). Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Bandung.


2009. Bioeconomic Analysis of Fisheries (Edisi Bahasa Indonesia). Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran Bandung.


Badan Perencanaan Daerah Propinsi Jawa Barat 2007. Rencana Arah Pengembangan BisnisKelautan Jawa Barat.


Bourdieu, P. 1986. The Form of Capital. In J. Richardson (Ed). Handbook of Theory and Research for Sociology of Education. New York: Greenwood Press.


Burt. R.S. 1992. Excerpt from The Sosial Structure of Competition, in Structure Holes: The Social Structure of Competition. Cambridge, MA and London: Harvard University. In Elinor Ostrom and T.K. Ahn. 2003. Foundation of Social Capital. Massachusetts: Edward Elgar Publishing Limited.


Coleman, J. 1999. Social Capital in the Creation of Human Capital. Cambridge Mass: Harvard University Press.


Dinas Perikanan Provinsi Jawa Barat. 2009. Laporan Tahunan, Tahun 2008




Fukuyama 2000. Social Capital and Civil Society. International Monetary Fund Working Paper, WP/00/74, 1-8. In Elinor Ostrom and T.K. Ahn. 2003. Foundation of SocialCapital. Massachusetts: Edward Elgar Publishing Limited.


Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. 2009. Kelautan dan Perikanan Dalam Angka, Marine and Fisheries Figure 2009.


Porter, Michael E. 1998. Clusters and the New Economics of Competition. Harvard BusinessReview;Boston,Nov/Dec 1998.


Sung cho, Dong, Chang moon, Hwy. 2000. From Adam Smith to Michael Porter,Evolution of Competitiveness Theory, Asia Pacific Business Series Vol 2. World Scientific Publishing. Singapore Co. Pie. Ltd.


Tajerin. 2007. Peranan Teknologi Dalam Konvergensi Pertumbuhan Ekonomi Antar Daerah Pesisir Di Kawasan Timur Indonesia. Jurnal Ekonomi Pembangunan,Vol 12. No. 1.Hal. 179-194




Nama  : Melda Dwi Rahajeng
NPM    : 24212537

Kelas   : 2EB09