REVIEW
MODEL KOPERASI YANG BERBASIS PADA SINERGITAS MODAL SOSIAL DAN EKONOMI
Dr. Heri Nugraha. SE. MSi
(Pendekatan Klaster Perikanan di Kabupaten Cirebon)
Seminar MM IKOPIN, 2 Mei 2001
V. Hasil Analisis
Kualitatif
Analisis kualitatif dilakukan dengan FGD, pendampingan dan
pendapat ahli, hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi-informasi yang
diperlukan dalam membangun model koperasi sebagai manajemen klaster perikanan
di Kabupaten Cirebon dengan mengacu pada landasan teori yang telah dikemukakan
di atas.
Hasil dari analisis kualitatif, dapat disusun model klaster
perikanan dengan koperasi sebagai manajemen klaster,
sebagai berikut :
Gambar di atas, menjelaskan tentang peran koperasi dalam klaster
perikanan, terlihat bahwa transfer teknologi terjadi sebagai wujud dari adanya
modal sosial yang menunjang terjadinya hal tersebut. Teknologi yang dimaksud
dalam hal ini tidak harus berbentuk fisik tetapi dapat berbentuk infomasi
tentang konsep proses, pasar, dll. Biasanya hal tersebut terjadi tanpa biaya,
dan merupakan keharusan bagi anggota kelompok untuk berbagi informasi, ini
sudah terjadi turun temurun, dan merupakan semangat kebersamaan, gotong royong
dalam kelompok.
Mekanisme hubungan
yang terjadi di dalam klaster di atas sesuai dengan pengertian modal sosial
menurut Fukuyama (2000), yaitu, modal sosial sebagai serangkaian nilai-nilai
atau norma-norma informal yang dimiliki bersama diantara para anggota suatu
kelompok yang memungkinkan terjalinnya kerjasama diantara mereka.
Tahap berikutnya dari analisis ini adalah merumuskan model
organisasi koperasi yang mengacu pada model A. Hanel tetapi dengan memasukkan
konsepsi modal sosial dan modal ekonomi ke dalam model tersebut, adapun gambar
model tersebut adalah :
Modal Sosial pada gambar di atas menjadi dasar yang kokoh dalam
merekatkan kepentingan ekonomi, dan untuk mewujudkan kepentingan ekonomi yakni
meningkatkan kesejahteraan bersama anggota koperasi, tentunya dengan
menggunakan modal ekonomi secara efektif dan efisien. Jadi pada prinsipnya
model koperasi A Hanel menjadi bias pada tahap implementasi karena tidak secara
tegas memisahkan modal sosial dan modal ekonomi dalam koperasi.
VI. Kesimpulan dan
saran
A.
Kesimpulan
1. Modal sosial bukanlah
sekedar deretan jumlah institusi atau kelompok yang menopang (underpinning) kehidupan
sosial, melainkan dengan spektrum yang lebih luas. Yaitu sebagai perekat (social
glue) yang menjaga kesatuan anggota kelompok secara bersamasama.
2. Modal Sosial sebagai
perekat yang memperkokoh jalinan hubungan antar anggota sebagai basis yang akan
memperkuat kebersamaan dalam mencapai kepentingan dan tujuan ekonomi, sehingga
penggunaan modal ekonomi akan efektif dan efisien.
3. Penguatan modal sosial
akan menghilangkan trade off yang terjadi dalam organisasi koperasi sebagai
sebuah organisasi sosio ekonomi.
4. Bergabungnya anggota
dalam koperasi bukan hanya karena kepentingan ekonomi yang sama semata saja,
namun juga ada kesamaan dalam kepentingan sosial yang akan lebih merekatkan
hubungan antar pribadi.
B.
Saran
1. Perlu dilakukan
sosialisasi terhadap anggota koperasi untuk memahami bahwa modal sosial
merupakan basis bagi pengembangan koperasi dalam meningkatkan produktivitas
untuk kesejahteraan anggota.
2. Pada tahap
implementasi pembinaan untuk pengembangan koperasi, maka sebaiknya hal pertama
yang harus disentuh adalah modal sosial, agar perekatan dalam mekanisme
hubungan antar pribadi menjadi lebih kuat agar lebih efisien dan efektif dalam
meningkatkan modal ekonomi untuk peningkatan kesejahteraan.
Daftar Pustaka
Agus Supriono , Dance.
Flassy, Sasli Rais.2007. Modal Sosial: Definisi, Demensi, dan Tipologi. Jakarta:
MR-United Press.
Bachrulhajat Koswara,
dkk. 2004. Mengurangi Tekanan Penangkapan (Overfishing) Melalui Pemberdayaan
Masyarakat Nelayan Skala Kecil Di Daerah Padat Tangkap (Kasus Pantai Utara Jawa
Barat). Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Bandung.
………………………. 2009. Bioeconomic
Analysis of Fisheries (Edisi Bahasa Indonesia). Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Padjadjaran Bandung.
Badan Perencanaan
Daerah Propinsi Jawa Barat 2007. Rencana Arah Pengembangan Bisnis Kelautan
Jawa Barat.
Bourdieu, P. 1986. The
Form of Capital. In J. Richardson (Ed). Handbook of Theory and Research for
Sociology of Education. New York: Greenwood Press.
Burt. R.S. 1992. Excerpt
from The Sosial Structure of Competition, in Structure Holes: The Social
Structure of Competition. Cambridge, MA and London: Harvard University. In
Elinor Ostrom and T.K. Ahn. 2003. Foundation of Social Capital. Massachusetts:
Edward Elgar Publishing Limited.
Coleman, J. 1999. Social
Capital in the Creation of Human Capital. Cambridge Mass: Harvard
University Press.
Dinas Perikanan
Provinsi Jawa Barat. 2009. Laporan Tahunan, Tahun 2008
Fukuyama 2000. Social
Capital and Civil Society. International Monetary Fund Working Paper,
WP/00/74, 1-8. In Elinor Ostrom and T.K. Ahn. 2003. Foundation of Social
Capital. Massachusetts: Edward Elgar Publishing Limited.
Kementerian Kelautan
dan Perikanan Republik Indonesia. 2009. Kelautan dan Perikanan Dalam Angka,
Marine and Fisheries Figure 2009.
Porter, Michael E.
1998. Clusters and the New Economics of Competition. Harvard
BusinessReview;Boston,Nov/Dec 1998.
Sung cho, Dong, Chang
moon, Hwy. 2000. From Adam Smith to Michael Porter,Evolution of Competitiveness
Theory, Asia Pacific Business Series Vol 2. World Scientific Publishing.
Singapore Co. Pie. Ltd.
Tajerin. 2007. Peranan
Teknologi Dalam Konvergensi Pertumbuhan Ekonomi Antar Daerah Pesisir Di Kawasan
Timur Indonesia. Jurnal Ekonomi Pembangunan,Vol 12. No. 1. Hal.
179-194
Nama : Melda Dwi Rahajeng
NPM : 24212537
Kelas : 2EB09